biokimia lanjutan alias biola
menyangkut masalah tugas2 kuliah...hha..
mengenang waktu kuliah meski masih berusaha utk lulus 2013 ini..
mencoba membantu bagi yg menginginkan ...:)
dan sekedar pengetahuan saja...
NAMA
: SABAT OKTA CERIA S
NIM
: 08091003027
![]() |
DETEKSI CEPAT
BAKTERI Escherichia coli DALAM SAMPEL
AIR DENGAN METODE POLYMERASE CHAIN
REACTION MENGGUNAKAN PRIMER 16E1
DAN 16E2
Penelitian ini dilakukan untuk
mendeteksi Escherichia coli dalam berbagai sampel air dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR)
menggunakan primer 16E1 dan 16E2.
Adapun metode kerjanya yakni
Sampel dikumpulkan dari sepuluh sumur di daerah pemukiman padat penduduk di
bantaran Kali Ciliwung di kawasan Bukit Duri, Jakarta. Kontrol positif dalam
penelitian adalah Escherichia coli ATCC 25922 dari Laboratorium Mikrobiologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Kontrol negative adalah Salmonella
typhi dari Laboratorium Mikrobiologi Departemen Farmasi FMIPA-UI.
Isolasi DNA menggunakan Cethyltrimethyl
ammonium bromide/CTAB. Isolat bakteri Escherichia coli ATCC
25922 yang telah dikultur dalam medium Nutrient Broth selama 18-24 jam
pada suhu 37 oC dimasukkan ke dalam tabung mikrosentrifus 1,5 mL
steril dan disentrifus pada suhu 20 oC 3 menit dengan kecepatan
10.000 × g. Supernatan dibuang, kemudian pelet sel yang diperoleh disuspensikan
kembali dalam 557 μl dapar STET (sukrosa, basa Tris, EDTA, Triton). Sebanyak 10
μl larutan lisozim 10 mg/mL, 30 μl SDS 10%, dan 4 μl proteinase-K ditambahkan
ke dalam suspensi tersebut. Suspensi dihomogenkan kemudian diinkubasi pada suhu
37 oC, 60 menit. Sebanyak 65 μl NaCl 4M dan 80 μl CTAB dan
diinkubasi pada suhu 65oC, 30-60 menit. Selanjutnya diekstraksi
dengan 650 μl kloroform dan 26 μl isoamilalkohol (24:1, v/v) dan disentrifus
pada suhu 20oC, 20 menit dengan kecepatan 10.000 × g. Bagian
supernatan diambil dan dimasukkan ke dalam tabung mikrosentrifus 1,5 mL yang
baru dan steril. Ekstraksi dengan kloroform dan isoamilalkohol dilakukan
sebanyak dua kali setelah itu supernatant ditambahkan 400 μl isopropanol
dingin. Larutan tersebut disentrifus pada suhu 20 oC, 3 menit dengan
kecepatan 10.000 × g. Pelet DNA yang diperoleh ditambahkan etanol 70% dingin
sebanyak 1 ml dan dikocok dengan perlahan. Selanjutnya, disentrifus pada suhu
20 oC selama 2 menit dengan kecepatan 10.000 × g. Supernatan dibuang
dan pelet DNA dikeringudarakan. Setelah kering, pelet DNA direhidrasi dalam 40
μl air MilliQ (ddH2O) dan diinkubasi pada suhu 37 oC selama 15
menit sampai melarut sempurna, kemudian disimpan pada suhu 4 oC.
Penyiapan
Template DNA dari Sampel Air dengan Metode Boiling. Template DNA disiapkan menurut
cara Medici, et al. Sampel air diambil sekitar 200 mL dan ditampung dalam vial
250 mL dan segera disimpan di lemari pendingin. Sebanyak 100 mL sampel
disentrifus dengan kecepatan 10.000 × g selama 10 menit pada suhu 4 oC.
Pelet disuspensikan dalam 2 mL Nutrient Broth dan diinkubasi pada suhu 37 oC
selama 18-24 jam. Sebanyak 1 mL sampel dalam media Nutrient Broth dipindahkan
ke tabung mikrosentrifus 1,5 mL dan disentrifus selama 10 menit dengan
kecepatan 14.000 × g. Supernatan dibuang dengan hati-hati. Pelet diresuspensi
dengan 300 μL MilliQ dan disentrifus selama 5 menit dengan kecepatan 14.000 ×
g. Pelet diresuspensi dengan 300 μL MilliQ kemudian diinkubasi selama 15 menit
pada suhu 100oC dan segera dimasukkan ke es. Setelah itu tabung
disentrifus selama 5 menit dengan kecepatan 14.000 × g pada suhu 4 oC.
Supernatan dipindahkan secara hati-hati ke tabung mikrosentrifus yang baru,
diinkubasi kembali selama 10 menit pada suhu 100 oC dan segera
dimasukkan ke dalam es. Supernatan disimpan pada suhu -20 oC.
Amplifikasi
Template DNA dengan PCR.
Amplifikasi DNA dilakukan menggunakan PCR Master Mix (Fermentas) sesuai dengan
prosedur yang dianjurkan oleh Fermentas. Ke dalam tabung mikrosentrifus 0,5 mL
dimasukkan 25 μl PCR mixture yang terdiri dari 25 μl PCR Master Mix (0,05 U/mL Taq DNA polymerase; 0,4 mM masing-masing
dNTP; 4 mM MgCl2), 2 μL Primer 16E1, 2 μL Primer 16E2, 1 μL MilliQ,
dan 10 μL template DNA genomik,
dimasukkan ke dalam mesin PCR dan diatur tahap-tahap PCR yaitu denaturasi 94 oC,
20 detik; primer annealing 56 oC, 20 detik; primer extension 72 oC,
30 detik; sebanyak 35 siklus; dan tahap terakhir adalah Final extension 72 oC
selama 10 menit.
Analisis
Hasil PCR dengan Elektroforesis Gel Agarosa. Sebanyak 5 μl hasil amplifikasi DNA dengan PCR
dicampur dengan gel loading solution
dengan perbandingan 1 : 1 dan dianalisis dengan gel elektroforesis yang
mengandung 2% agarose dalam 1 × TAE buffer
(10×TAE; 40 mmol l-1 Tris-asetat pH 7,6 dan 10 mmol l-1
Na2EDTA) dan etidium bromida. Cuplikan yang berupa sampel, kontrol
positif dan DNA penanda dimasukkan dalam sumur-sumur gel dan dialirkan arus
listrik 50V hingga warna indicator mencapai 1 cm dari tepi bawah gel. Setelah
itu gel diamati pita-pita DNA-nya menggunakan UV transilluminator. Foto gel
dilakukan dengan kamera digital dalam suatu cungkup yang dihubungkan ke
komputer. Fragmen yang terlihat dibandingkan dengan kontrol positif dan DNA penanda.
sampel menunjukkan positif mengandung Escherichia
coli jika terdapat pita nyata pada ukuran 584 pasang basa pada
elektroforesis gel.
Deteksi
Escherichia coli secara Konvensional menggunakan Media Perbenihan. Dipipet 25,0 mL sampel ke dalam
labu takar yang telah diisi dengan 225 mL larutan Buffered Pepton Water, dikocok dan dihomogenkan sehingga didapat
pengenceran 1 : 10. Kemudian dilakukan pengenceran bertingkat sehingga didapat
seri pengenceran 1 : 100 dan 1 : 1000. Sebanyak 1,0 mL larutan dari pengenceran
10-1 dipipet dan dimasukkan dalam masing-masing tiga tabung yang berisi
Lactose Broth yang di dalamnya terdapat tabung Durham terbalik. Cara yang sama
juga dilakukan terhadap pengenceran 10-2 dan pengenceran 10-3
kemudian diinkubasi pada suhu 37 oC selama 24-48 jam. Setelah 24
jam, pembentukan gas dalam tabung Durham diamati. Bila belum terbentuk gas,
maka diinkubasikan lagi selama 24 jam. Sebanyak satu sengkelit (ose) dari tiap
tabung yang membentuk gas pada media Lactose
Broth dipindahkan ke dalam tabung yang berisi 10 ml Brilliant Green Lactose
Bile Broth 2% (BGLB) yang di dalamnya terdapat tabung Durham terbalik kemudian diinkubasi
selama 24-48 jam pada suhu 37oC. Escherichia
coli dianggap positif jika di dalam tabung terdapat gas. Uji konfirmasi
bakteri Escherichia coli dilakukan
secara biokimia dengan menginokulasikan biakan dalam BGLB yang positif kedalam
media selektif yaitu media Eosin
Methylene Blue (EMB) dan beberapa uji reaksi fermentasi yaitu uji indol, methylred, Voges Proskauer dan uji
sitrat.
Hasil PCR positif Escherichia coli ditunjukkan dengan
adanya fragmen DNA pada ukuran sekitar 584 pasang basa, pada gel
elektroforesis. Dalam penelitian ini juga dilakukan uji konfirmasi hasil PCR
menggunakan metode konvensional dengan kultur. Sebanyak empat dari sepuluh
sampel air mengandung Escherichia coli
baik yang diidentifikasi dengan metode konvensional maupun dengan metode PCR.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode PCR dapat mendeteksi Escherichia coli secara spesifik dan
lebih cepat daripada metode konvensional.
Komentar
Posting Komentar